Geplak Sari Ali, Meraup Untung Jutaan Rupiah Per Hari

Geplak Sari Ali, Meraup Untung Jutaan Rupiah Per Hari

KABAR TERMA
Kamis, 28 Desember 2023

 


Ahad (17/12/2023). Toko Jenang Kudus Aliya, yang terletak di Desa Kaliputu, Kabupaten Kudus terlihat dipadati pembeli. Mereka tampak memilih berbagai varian jenang yang tertata rapi di sepanjang etalase toko. Tak hanya jenang, di tempat tersebut juga terdapat tumpukan jajanan berbentuk lonjong warna putih yang juga banyak dipilih konsumen. Itu adalah geplak sari, jajanan tradisional Kudus yang juga laris manis dan merupakan produk unggulan di toko tersebut.

 

Ali Marzuki adalah generasi ke-2 dari usaha ini. Dulu ayah Ali memasarkan produk jenang dan geplak sari nya sampai Bali, tapi setelah ayahnya meninggal, Ali fokus untuk mengembangkan usahanya di Kudus.

 

Ali menjelaskan, ia bisa menjual hingga 30 kilogram geplak sari setiap harinya. Geplak Sari di tempatnya itu dijual 70 ribu rupiah per kilogram. Untuk kemasan mika dengan ukuran 500 gram, dihargai dengan 35 ribu rupiah, dan kemasan toples ukuran 500 gram, dihargai 40 ribu rupiah. 

 


Menurutnya, peminat dari makanan ini terbilang banyak. Bahkan, pembeli tidak hanya datang dari Kudus saja. Ada pula dari Semarang, Pekalongan, Jepara, Demak, Pati, hingga Bali.

 

“Selain saya memasarkan di toko ini, saya juga memasarkan secara online melalui salah satu platform media social, yakni Facebook. Selain itu juga bisa dipesan lewat WhatsApp di nomor 0815 7511 0909,” papar Ali.

 

Dia mengungkapkan, pertama kali memproduksi makanan tradisional yang jarang ditemui ini, memerlukan beberapa kali proses percobaan. Bahkan, ia sampai melakukan percobaan hingga tujuh kali untuk menemukan rasa yang pas. Menurutnya, rasa geplak ini mirip dengan wingko, karena bahan yang digunakan hampir sama yaitu, gula, kelapa muda, dan tepung ketan.

 


“Dulu itu saya mencoba membuat makanan ini tidak langsung bisa. Membutuhkan 6 hingga 7 kali percobaan sampai benar-benar menemukan yang rasa yang pas,” ungkapnya.

 

Keunggulan dari produk ini menurutnya, bisa bertahan hingga sebulan. Uniknya, jika makanan tradisional itu dijemur di bawah sinar matahari, maka akan memiliki waktu layak konsumsi yang semakin lama.

 

“Saya berharap dengan adanya makanan tradisional yang sudah jarang ditemui ini, bisa mengingatkan masyarakat atau bernostalgia dengan makanan tradisional ini,” tuntasnya.

 

Reporter: Zaenal Abidin