Meraup Keuntungan dari Renyahnya Kue Semprong

Meraup Keuntungan dari Renyahnya Kue Semprong

KABAR TERMA
Sabtu, 10 Desember 2022

 


Photo by: Septia (Kru Magang)


Pati -Endang Supriyati bersama suaminya merupakan produsen kue semprong di Desa Trangkil Mbandung, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Usaha ini mereka tekuni sejak tahun 1990-an. Untuk saat ini, produksi kue semprong dilanjutkan Ristika Nur Ahmad, yang tidak lain adalah anak dari Endang.


Di hari-hari biasa, Ristika hanya memproduksi kue semprong apabila menerima pesanan. Pesanan yang ia dapat biasanya berasal dari toko-toko snack, pembekalan kapal, dan acara-acara hajatan. Untuk toko-toko biasanya mereka memesan sekitar lima kilogram kue, untuk pembekalan kapal biasanya 20 kilogram, dan acara hajatan biasanya sepuluh kilogram.


Pembuatan kue semprong Ristika sangat sederhana, yakni hanya memerlukan sembilan bahan seperti tepung tapioka, tepung beras, telur, gula pasir, santan, vanili, jahe, dan wijen. Juga hanya membutuhkan dua alat, yaitu alat pencetak kue semprong dan sarung tangan. Perbandingannya hanya satu banding satu.


“Untuk harga jualnya, saya menjual per kilogramnya Rp. 45.000,00. Tidak hanya per kilogram saja, saya juga menjual dengan timbangan ¼ kilogram, ½ kilogram dengan harga yang bervariasi. Saya juga menjual beberapa variasi bentuk dari kue semprong seperti bentuk linting, contong dan lempit sesuai dengan permintaan konsumen,” tutur Ristika Nur Ahmad, (26/11/22).


Per bulannya Ristika bisa memproduksi kurang lebih 25 kilogram kue semprong yang ia kerjakan seminggu hanya tiga kali saja. Ia bisa meraup keuntungan sekitar satu juta rupiah. Hambatan yang dialami dalam memproduksi kue semprong, yaitu ketika bahan-bahan baku mengalami kenaikan harga secara drastis. Hal itu akan berpengaruh pada harga jual nantinya. Ke depannya, Ristika berharap produksi kue semprongnya dapat berkembang ke berbagai daerah dan diminati banyak orang.


Reporter: Septia Nurhalisa

Editor: Thoriq