Photo by: Septia (Kru Magang)
Pati -Endang Supriyati bersama suaminya merupakan produsen kue
semprong di Desa Trangkil Mbandung, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa
Tengah. Usaha ini mereka tekuni sejak tahun 1990-an. Untuk saat ini, produksi
kue semprong dilanjutkan Ristika Nur Ahmad, yang tidak lain adalah anak dari
Endang.
Di hari-hari biasa, Ristika hanya memproduksi kue semprong apabila
menerima pesanan. Pesanan yang ia dapat biasanya berasal dari toko-toko snack,
pembekalan kapal, dan acara-acara hajatan. Untuk toko-toko biasanya mereka
memesan sekitar lima kilogram kue, untuk pembekalan kapal biasanya 20 kilogram,
dan acara hajatan biasanya sepuluh kilogram.
Pembuatan kue semprong Ristika sangat sederhana, yakni hanya
memerlukan sembilan bahan seperti tepung tapioka, tepung beras, telur, gula
pasir, santan, vanili, jahe, dan wijen. Juga hanya membutuhkan dua alat, yaitu
alat pencetak kue semprong dan sarung tangan. Perbandingannya hanya satu
banding satu.
“Untuk harga jualnya, saya menjual per kilogramnya Rp. 45.000,00.
Tidak hanya per kilogram saja, saya juga menjual dengan timbangan ¼ kilogram, ½
kilogram dengan harga yang bervariasi. Saya juga menjual beberapa variasi
bentuk dari kue semprong seperti bentuk linting, contong dan lempit sesuai
dengan permintaan konsumen,” tutur Ristika Nur Ahmad, (26/11/22).
Per bulannya Ristika bisa memproduksi kurang lebih 25 kilogram kue
semprong yang ia kerjakan seminggu hanya tiga kali saja. Ia bisa meraup keuntungan
sekitar satu juta rupiah. Hambatan yang dialami dalam memproduksi kue semprong,
yaitu ketika bahan-bahan baku mengalami kenaikan harga secara drastis. Hal itu
akan berpengaruh pada harga jual nantinya. Ke depannya, Ristika berharap produksi
kue semprongnya dapat berkembang ke berbagai daerah dan diminati banyak orang.
Reporter: Septia Nurhalisa
Editor: Thoriq