Tekuni Hobi, Hasilkan Seni yang Bernilai Ekonomi Tinggi

Tekuni Hobi, Hasilkan Seni yang Bernilai Ekonomi Tinggi

KABAR TERMA
Rabu, 14 Desember 2022

 

Photo by: Mu'iz (Kru Magang)


PATI - Ketika para pemuda sibuk ke sana ke mari untuk mencari pekerjaan, Sutardi pemuda asal Desa Arumanis, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, menyibukkan diri menekuni keahliannya memahat lukisan. Dia adalah seorang pengrajin kayu yang berfokus pada seni ukir line art (sketsa wajah) yang kini semakin diminati banyak peminat lukisan. 

Sutardi menceritakan awal mula ia menekuni bisnis seni ukir line art. “Dulu saya pernah mondok di pondok pesantren di Jepara tahun 2007-2015. Setelah pendidikan selesai, saya bekerja di salah satu perusahaan mebel sampai tahun 2018. Pulang kembali ke desa, saya hanya membawa uang 75 ribu rupiah, saat itu uang 25 ribu rupiah saya gunakan untuk membeli rokok dan 50 ribu rupiah saya gunakan untuk membeli bahan mentah kayu jati untuk mengukir lukisan. Dan ternyata menghasilkan 2 lukisan, yaitu sketsa wajah Soekarno dan Hasyim Asy’ari. Kemudian saya posting di sosial media dan ada teman yang berminat, lalu dibeli dengan harga 300 ribu rupiah. Sejak saat itu permintaan mulai melonjak,” katanya, Rabu (30/11/2022).

Sutardi membeli bahan kayu dari Perhutani di Blora yang diperjualbelikan secara resmi, terkadang ia juga membeli bahan kayu dari luar kota, seperti Purwodadi dan Surabaya. Jenis bahan kayu bisa berupa kayu jati, mahoni dan yang lainya, tergantung permintaan konsumen. Pembuatan lukisan bisa memakan waktu selama 3-7 hari, tergantung tingkat kesulitan. Untuk harga lukisannya berkisar antara 300 ribu sampai 1 juta rupiah. 

Selain lukisan, Sutardi juga membuat kerajinan mebel seperti lemari, kursi, meja, pintu dan lain-lain. Untuk pembuatan mebel, bisa memakan waktu 1-4 minggu bahkan lebih, tergantung kerumitan bentuknya dan kualitas bahannya. Untuk harga mebel berkisar antara 3 juta bahkan sampai 40 juta rupiah. “Dalam pengerjaannya, untuk lukisan harus saya kerjakan sendiri sedangkan mebel saya kerjakan bersama partner kerja saya,” imbuhnya.

Sutardi mengaku, pemasaran kerajinan ini sudah mencapai luar kota, di antaranya Solo, Jogja, Jakarta, bahkan sampai ke Sumatera dan Jambi. Sutardi berharap ke depannya agar dapat terus mengembangkan produk ini sampai terkenal di luar negeri, juga untuk memotivasi para pemuda agar dapat memaksimalkan keahlian di bidangnya masing-masing. (Muhammad Abdul Mu’iz)

Reporter : Mu’iz

Editor : Saifunnuril