Asal-usul dan Proses Pembuatan Garam Darat di Desa Jono

Asal-usul dan Proses Pembuatan Garam Darat di Desa Jono

KABAR TERMA
Rabu, 14 September 2022


Photo by: Thoriq (Kru Terma)


GROBOGAN – Mad Hadi (75) merupakan salah satu sesepuh Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan yang masih menekuni usaha turun temurun dari ayahnya sebagai produsen garam, yang mana saat ini sudah generasi ke 5. Dia menceritakan bahwa asal-usul klakah (sumber air asin) ini berawal dari Aji Soko yang memerintahkan anaknya untuk membunuh bajul putih atau Prabu Dewata Cengkar yang sangat terkenal suka makan daging manusia. Setelah anak Aji Soko berhasil membunuh Prabu Dewata Cengkar kemudian sumber air di Desa Jono menjadi asin.


Klakah (sumber air asin) ini sudah dikelola sejak zaman Belanda dan diolah sendiri oleh warga setempat. Dalam proses pembuatan garam sangat bergantung pada cuaca atau musim. Kalau musim hujan proses pembuatan garam bisa sampai 10 hari, sedangkan kalau musim kemarau hanya butuh waktu 7 hari.


“Kalau sudah jadi garam biasanya warga di sini menjualnya ke pengepul dan pasar. Dengan penghasilan dalam sekali panen bisa mencapai 500 sampai 1 juta rupiah,” tutur Mad Hadi. (27/08/2022)


Pembuatan garam darat dilakukan setelah pasca panen. Dalam proses pembuatan garam ada beberapa alat yang harus dipersiapkan terlebih dahulu, antara lain bambu yang sudah dibelah menjadi dua digunakan sebagai media. Kemudian bambu disusun sacara rapi tiga belah dalam penyusunannya. Bambu yang sudah dibelah diisi air asin kemudian dijemur sekitar 10 hari agar menjadi garam. Kualitas garam yang dihasilkan tergantung pada cuaca.


Jenis bambu yang digunakan adalah bambu khusus, dipilih karena kuat dan memiliki ketahanan sampai 2 tahun. Warga setempat mendapatkan bambu tersebut dari Gunung Kidul yang dihanyutkan ke Desa Jono.


“Harapan saya semoga hasil garam kami semakin berkualitas dan cuacanya juga mendukung dalam proses pembuatan garam. Pak Ganjar (Gubernur Jawa tengah) beberapa bulan kemarin pernah berkunjung ke sini dan katanya garam di desa ini akan di ekspor ke luar negeri dan kami sangat menantikan hal tersebut,” pungkas Mad Hadi.


Reporter: Thoriq

Editor: Irvan dan Isma