Photo by: Tarom (Kru Magang)
Rido Aviando (18), merupakan penjual es dawet yang berasal dari Desa Wegir, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Ia mulai berjualan setelah lulus SMP, yakni pada 2018 lalu. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tapi tidak mendapatkan jurusan yang diinginkannya. Lantaran tidak sesuai dengan jurusan yang diinginkan, Rido memutuskan untuk berhenti sekolah dan memutuskan berwirausaha menjual es dawet.
Semula, Rido ingin melanjutkan pendidikan SMK jurusan elektronik, ia pun mendaftarkan diri di SMKN Kudus. Namun di situ tidak terdapat jurusan yang ia inginkan. Ia pun terpaksa memilih jurusan (TKRO) Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Pilihan itu membuatnya bimbang. Sampai hari masuk sekolah, ia pun memutuskan tidak masuk sekolah, melainkan ikut orang tuanya menjual es dawet.
Orang tuanya memiliki 3 cabang es dawet, yaitu di Cengkalsewu Kecamatan Sukolilo, Desa Sundoluhur, Kecamatan Kayen dan di Pasar Puri. Rido sendiri memegang cabang yang ada di Desa Sundoluhur, tepatnya depan balai desa. Ia memilih lokasi tersebut lantaran lokasinya yang cukup strategis, yakni di pinggir jalan raya dan dekat SD setempat.
Rata-rata Rido memperoleh keuntungan Rp80.000 per hari, dan memberikan Rp30.000 kepada orang tuanya untuk modal membeli bahan -bahan. Sedangkan sisanya Rp50.000 akan ia tabung. “Dijalanin dulu saja karena orang sukses pasti pernah merasakan susah dalam perjuangannya," tuturnya (23/03/2022).
Di usia yang masih muda, Rido tidak pernah malu terhadap teman-temannya, lantaran berjualan es dawet. Dia memiliki cita-cita ingin membuka usahanya sendiri dan mendirikan cabang yang banyak. “Kenapa harus malu, justru saya ingin memiliki usaha sendiri dan membuat banyak cabang," pungkasnya.
Reporter: Tarom
Editor: Isma dan Irvan