Tape Ketan, Jajanan Tradisional yang Masih Eksis Hingga Sekarang

Tape Ketan, Jajanan Tradisional yang Masih Eksis Hingga Sekarang

KABAR TERMA
Jumat, 11 Maret 2022


Photo by: Rosyi (Kru Magang)


PATI – Olahan tape ketan, sederhana namun menguntungkan. Mungkin itulah anggapan Mardiyah (42), seorang pengusaha tape ketan dari Desa Ndari Koki, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati.


Usaha yang dirintis bersama suaminya selama 10 tahun tersebut, kini telah membuahkan hasil. Awal merintis, ia hanya membuat 1 kilogram tape ketan dan dijual secara eceran. Dengan keteguhan serta sikapnya yang ramah, kini usahanya semakin berkembang pesat dan memiliki pelanggan. Jumlah pesanan pun semakin meningkat, mulai dari pesanan hajatan, upacara adat, dan lain-lain. “Akhirnya kini saya dapat menjualnya baik secara grosir maupun ecer dan tidak ada satu hari pun tanpa pesanan,” ujarnya.


Dalam pembuatannya, ia cukup menyiapkan beras ketan yang dicuci bersih. Kemudian rendam selama delapan jam, lalu tiriskan dan kemudian kukus beras ketan sampai setengah matang. Tuangkan 400 mililiter air yang telah ditambahkan pewarna makanan, direbus sambil diaduk hingga air meresap. Tuangkan dalam nampan hingga dingin, kemudian taburkan ragi halus dan gula pasir hingga merata. “Tingkat kematangan tape ketan membutuhkan waktu selama tiga sampai empat hari,” tutur Mardiyah. 


Mardiyah dapat memproduksi hingga 5 kilogram tape ketan perharinya. Meski tidak membuka toko sendiri, namun olahan tape buatannya telah dikenal oleh masyarakat dan memiliki banyak pelanggan. Ia memasarkan tape ketannya secara eceran maupun grosir. Mardiyah menjual dalam bentuk kemasan parsel dengan isi 50 bungkus seharga Rp50.000, dan isi 100 dengan harga Rp125.000. “Sekitar 80% hasil produksi tape ketan digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan grosir," ungkapnya.


Ia berharap generasi muda zaman sekarang, dapat melestarikan jajanan tradisional, yang kini sudah mulai terlupakan. 


Reporter: Rosyi

Editor: Isma dan Irvan