WAJIK BONANG JAJANAN TRADISIONAL YANG MASIH EKSIS HINGGA SAAT INI

WAJIK BONANG JAJANAN TRADISIONAL YANG MASIH EKSIS HINGGA SAAT INI

KABAR TERMA
Sabtu, 22 Januari 2022

 



Trangkil- Tepatnya di Desa Asempapan terdapat usaha makanan tradisional yang masih eksis hingga saat ini. Makanan tersebut memiliki beberapa sebutan yang tergantung daerahnya, di Desa Asempapan, masyaratkat mengenal makanan tersebut dengan nama wajik bonang atau wajik plirit. Endang Sasmiati (42),menuturkan bahawa ia  kurang lebih sudah 25 tahunan memulai usaha ini. Pada awalnya, ketika Ia masih duduk dibangku SMP Ia selalu membantu orang tuanya membuat jajanan ini. Namun setelah orang tuanya meninggal Ia melanjutkan usaha pembuatan wajik bonang ini hingga sekarang. “Kurang lebih sudah 25 tahun saya memulai usaha pembuatan wajik ini dan juga bisa dikatakan usaha ini sebagai usaha turunan keluarga,” tuturnya (14/1).

 

    Perpaduan antara kelapa parut dan gula pasir menciptakan cita rasa yang khas yaitu manis gurih. Selain itu, makanan tersebut memiliki bentuk yang unik. Bahan pokok dalam pembuatan wajik bonang ini yaitu: beras ketan, kelapa dan gula pasir.

 

    Proses pembuatan  wajik dimulai dari merendam beras ketan kemudian dimasak seperti menanak nasi, kurang lebih 30 menit. Setelah itu masak kelapa parut diatas wajan sambil diaduk-aduk, ketika kelapa sudah berbau harum dan sedikit mengering, langsung dimasukkan semua bahan, mulai dari beras ketan yang sudah dimasak, gula pasir dan sedikit pewarna makanan. Kemudian Campur dan aduk semua bahan tadi hingga matang. Setelah matang didiamkan sebentar setelah itu dibentuk sesuai yang diinginkan. Lalu dijemur sebentar atau juga bisa menggunakan mesin oven. “Wajik bonang ini kering tidak membutuhkan waktu yang lama, tergantung gula pasir yang kita campurkan. Semakin banyak gula pasir semakin cepat keringnya,” ujar wanita berusia 42 tahun itu.“Di jemur atau di oven supaya si wajik ini tidak umes,” tambahnya.

    Biasanya konsumen membeli wajik, digunakan untuk suguhan dalam acara hajatan. Endanh berharap, anak-anak muda zaman sekarang, dapat melestarikan jajanan-jajanan tradisional, yang beberapa sudah mulai terlupakan.


Reporter: Ima 

Editor: Ael