Pati, Kabarterma-Cahyo Tirta Sukmana (19), warga Desa Tambahsari Rt 01 Rw 01 mengungkapkan bahwa sumber air di desanya melimpah. Hal itulah yang membuatnya berinisiatif untuk membudidayakan ikan lele. Ditambah waktu panen ikan lebih cepat dibanding ikan yang lain.
Ikan
lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi.
Ikan tawar ini banyak diminati karena mengadung sumber protein dan nutrisi
tinggi yang baik untuk dikonsumsi. Selain itu banyak masyarakat didaerahnya yang suka dengan olahan
ikan lele, seperti lele goreng, lele asap, lele mangut, dan
lainnya. Hal
itulah yang menambah semangat optimisnya dalam menekuni niat usahanya.
Sukmana merupakan salah satu pembudidaya ikan lele sejak 2019.
Usaha yang ia geluti tersebut,
berawal dari melihat lahannya yang cukup luas dan lokasinya pun tidak jauh dari
tempat ia tinggal. Kemudian ia mendapatkan
ide untuk memanfaatkan lahan tersebut menjadi
budidaya ikan lele.
“Modal awal saya menghabiskan uang 10 juta untuk pembuatan tiga
kolam tanah, pembelian benih ikan, dan sisanya saya alokasikan ke pakan lele,”
tuturnya (30/12). Dalam menjalankan usahanya, ia juga
dibantu oleh bapaknya dalam hal perawatan. Selain itu kelompok yang sudah
mempunyai perijinan resmi dari dinas perikanan yang berjumlah 12 orang,
juga turut serta dalam
membantu usahanya. Ia mengatakan bahwa usaha budidayanya sudah beberapa
kali ditinjau dari dinas perikanan kota.
Pemuda lulusan SMK Bani Muslim tersebut mengungkapkan,
pakan yang ia gunakan ialah pakan pelet pabrikan dan
tambahan pakan alternatif lainnya seperti ikan rucah.
Untuk ketentuan pemberian pakannya ia menggunakan sistem
FCR (Food Conversion Ratio). Sistem ini merupakan perbandingan antara berat pakan yang sudah
diberikan dalam siklus periode tertentu dengan berat total (biomass) yang
dihasilkan. Untuk jadwal pemberian makan disesuaikan dengan nafsu makan ikan.
Frekuensinya tiga-empat kali sehari yaitu
pada pagi, siang, sore dan malam hari. Biasanya dalam satu bulan menghabiskan
kurang lebih 18 karung sak pelet, tergantung jumlah ikannya juga.
Perawatan ikan lele yang perlu diperhatikan adalah sering tidaknya dalam mengganti
air dan pengobatan benih yang ditebar untuk menanggulangi penyakit jamur atau cacar. “Dalam pembenihan, saya masih beli karena belum bisa
membenihkan sendiri. Dan soal benih saya tidak pernah membedakan jenis benih
antara benih yang unggul dan yang tidak unggul, kecuali sortiran yang pertama
atau kedua,” jelasnya.
Pemanenan ikan tergantung ukuran pembelian benih, jika benih lebih besar
maka untuk panennya akan lebih cepat. Hasil panen pun tergantung tebar benihnya, kalau tebar benih mencapai
15 ribu benih maka Sukmana bisa menghasilkan 13 kwintal lele,
sedangkan 10 ribu benih
bisa menghasilkan 8 kwintal lele.
Penebaran benih juga menyesuaikan dengan ukuran kolamnya.
Biasanya lele yang sudah berumur 2,5 - 3 bulan sudah siap untuk dipanen. Jadi, dalam satu tahun
bisa 4 kali panen ikan lele. Untuk omset yang dihasilkan setiap kali panen
dihitung dari per kolam. Dari per kolam tersebut mendapati keuntungan mencapai kisar 4
jutaan. Ia juga menjelaskan bahwa ia memilih hasil panen ikannya disetorkan ke pengepul yang
menggunakan timbangan, daripada
yang takaran blung. Karena ia rasa jauh lebih menguntungkan secara
timbangan daripada takaran.
Faktor untung dan ruginya budidaya ikan lele adalah modal dan pendapatan
yang berbanding lurus. Artinya masih ada margin dari skala keuntungan yang bisa
ditingkatkan sebagai modal dan pengembangan usahanya. “Kerugian merupakan suatu hal yang wajar terjadi untuk
sebuah usaha, apalagi soal perikanan. Untuk kerugian yang pernah saya alami
yaitu kurangnya jumlah benih dari pedagang atau kematian yang begitu banyak,” ujar Sukmana.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki, Sukmana berharap bisa lebih meningkatkan proses penjualan
ikannya, dan penjualan tidak hanya berupa ikan segar saja melainkan bisa
berkembang dengan mengolah ikan tersebut ke dalam bentuk setengah matang seperti lele asap, lele
bumbu, atau lainnya. Ia juga berharap untuk anggota kelompoknya yaitu
POKDAKAN LELE KEKAR FARM bisa lebih dikenal luas oleh dinas perikanan dari
berbagai luar kota.
Reporter:
Siska Sofia
Editor:
Niswah