Grobogan - Parikun (53), petani sayur mayur di Desa Jenengan, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan hanya bisa pasrah dan pegang kepala. Semenjak dua pekan ini, harga sayur mentimun turun drastis. Harga mentimun kini hanya Rp 300 – 500 per kilogramnya. Pemilik lahan seluas seperempat hektar itu menyatakan harga normal mentimun biasanya mencapai Rp 5.000 per kg.
“Kehidupan petani serba susah, Terlebih lagi harga
mentimun saat ini benar-benar hancur. Terpaksa mentimun yang kami panen kami bagi-bagikan ke tetangga
sekitar dan sisanya saya buat pakan kambing,” ujarnya (02/01).
Hasil panennya
tidak sebanding dengan prosesnya, karena harga merosot di
saat panen raya mentimun, membuat petani kesulitan mencari pasar. “Saya rugi
tanam mentimun dan rugi waktu, karena tidak ada pembeli sama sekali yang
langsung masuk ke sawah. Biasanya pengepul datang langsung dari daerah Kudus
dan Semarang, tapi sekarang tidak ada,” imbuhnya.
Nurwahid (46) menuturkan, Ia mengaku modal awal lebih dari satu juta rupiah untuk pembelian bibit, obat-obatan, pupuk dan perlengkapan lainnya. Itu pun belum termasuk harga sewa lahan yang mencapai 5 juta rupiah per tahunnya. Namun, ketika panen pertama hanya bisa menghasilkan 50 ribu rupiah. “Semua harga turun, kami jadi petani susah. Modalnya sangat besar, tapi hasilnya tak seberapa. Kami berharap harga sayuran kembali normal,” pungkasnya.
Reporter: Slamet
Editor: Tika