Pati (18/12) - Kabupaten Pati punya ragam indutri kreatif. Salah satunya adalah pantai mangrove yang berada di Desa Kertomulyo, Kecamatan Trangkil. Selain menjadi daya tarik sebagai destinasi wisata, rupanya mangrove juga dimanfaatkan sebagai bahan olahan yang unik.
Jarak
pantai mangrove pun tak
terlalu jauh, yakni kurang lebih 17 kilometer dari pusat
Kota Pati. Lokasi pantai ini bisa dijadikan destinasi wisata menarik untuk para
turis lokal maupun regional. Keunggulan destinasi wisata ini adalah adanya tanaman mangrove yang melingkar sepanjang pantai. Agar para turis bisa menikmati suasana mangrove, para pemuda yang
mengelola pantai membuat jalan setapak dari papan yang ditata rapi, aman dan nyaman.
Untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan
yang datang, di sana disediakan lokasi kuliner kerakyatan yang sederhana. Pengelola pantai juga menyediakan fasilitas MCK yang memadai bagi
para wisatawan yang
mandi dan main air di laut.\
Awal mula ide inovasi mangrove itu bermula dari suatu kunjungan seseorang
yang berasal dari Indramayu, yaitu Latif. Kemudian Adi Sucipto selaku ketua
kelompok Tresno Segoro berinisiatif menjalankan ide tersebut di Desa
Kertomulyo. Salah satu ide inovasi yang dibawa oleh Latif adalah kopi mangrove.
Proses pembuatan kopi dari mangrove
itu berawal dari biji pohon mangrove yang direbus. Biji mangrove tersebut
direbus selama lima menit hingga memiliki tekstur yang tidak terlalu keras.
Setelahnya, biji mangrove dijemur selama tiga hari, kemudian disangrai hingga
sedikit menghitam. Lalu biji yang telah menghitam itu masuk ke tahap
penggilingan dan digiling hingga halus, kemudian dicampur dengan satu kilo
mentah avicennia dan robusta. Olahan tersebut beberapa bulan kemarin sudah dilakukan
pengujian kesehatan oleh Kesemad UNDIP dan kini masih menunggu hasil
dari proses pengujian laboratorium.
Dengan adanya inovasi tersebut, mangrove dapat menjadi daya tarik
tersendiri bagi para pengunjung untuk berwisata di Pantai Kertomulyo, karena
bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Desa Kertomulyo.
Adi Sucipto mengatakan, “Saya terinspirasi untuk mencoba membuat bubuk kopi dan sirup dari pohon mangrove yang tersedia di sini, alhamdulillahnya produk saya dapat berjalan dan diterima di kalangan masyarakat.” (Kel-Ali/AEL)