Musik Rebana tentunya sudah tidak asing bagi kita semua. Di Desa Kajar, Kecamatan, Trangkil, Kabupaten Pati. Tepatnya di belakang toko Senada, saya menemui para pemuda antusias dalam berlatih rebana atau biasa disebut “terbangan”. Di sana ada sebuah tempat khusus yang dibangun oleh Kiai Khusaini selaku pengurus musala Al-Hidayah dan pemilik toko Senada.Musik rebana sering kita temui dalam berbagai kegiatan Islam dari pengajian, majelis selawat dan maulidan.
Mereka berlatih
dengan penuh semangat setiap memulainya. Ada yang berlatih terbang, jidor, tifa
dan marawis. Dilanjutkan menggabungkan tabuhan menjadi perpaduan nada dengan lirik selawat
yang dibawakan vokal.
Canda tawa merupakan
hal wajar dalam pelatihan. Dikarenakan ada
salah lirik, salah nada, tidak pas dengan lagu. Pertengkaran dan tingkah lucu sering
terjadi di
sana. Momen tersebut yang
menjadikan kesan bahagia bagi mereka.
Iqbal bersama
rekannya sebagai pelatih rebana di sana, mereka dengan sabar dan ramah dalam bertutur
kata hingga bisa menjadi teman bagi anak-anak. Iqbal sebagai pelatih di sana menceritakan tentang susahnya berlatih musik ini karena memerlukan keterampilan, kesabaran, dan kekompakan. Ia melatih di sana dengan senang hati, mengajarkan
sedikit ilmunya tentang rebana. Berawal dari dirinya dulu pernah belajar musik karena diajak teman, hingga kini
senang dengan musik rebana.
“Kesenian rebana
adalah seni yang bernapaskan
keislaman dan seni yang harus dikembangkan. Jangan
sampai punah,” tutur Iqbal (15/8/21). Ia juga merupakan anggota grup rebana
Ar-Ridho di Dukuh Tlogodowo, Desa Kajar yang masih dekat dengan lokasinya melatih.
Musik ini, selain
memberikan rasa adem bagi pendengarnya, juga
menciptakan pengaruh positif bagi pemuda. Kegiatan ini didukung oleh orang tua
dan dibina langsung oleh Kiai Khusaini.
Anak-anak dapat berkumpul bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama. Di usia yang masih dibilang remaja tentu ada yang bandel
dan sulit diatur. Namun, itu merupakan hal wajar dalam latihan. Mereka mendapat
pengaruh positif dengan kegiatan seperti memperbanyak
selawat sambil belajar musik rebana, serta dapat mengurangi waktu mereka bermain gawai.
Kesenian ini merupakan hal positif yang telah diwariskan oleh para leluhur kita. Menjaga kelestarian seni musik rebana adalah hal yang penting. Karena di dalamnya terdapat pengaruh baik dari pengajarannya, hal seperti inilah yang harus tetap dijaga keberlangsungannya. “Harapan saya rebana di desa agar tetap lanjut dan ada generasi penerusnya,” tuturnya.
Wartawan : A. Dani
Editor : M. Roni S