MUSIK REBANA MENARIK ANTUSIAS PEMUDA KAJAR

MUSIK REBANA MENARIK ANTUSIAS PEMUDA KAJAR

KABAR TERMA
Jumat, 27 Agustus 2021


Musik Rebana tentunya sudah tidak asing bagi kita semua. Di Desa Kajar, Kecamatan, Trangkil, Kabupaten Pati. Tepatnya di belakang toko Senada, saya menemui para pemuda antusias dalam berlatih rebana atau biasa disebut “terbangan”. Di sana ada sebuah tempat khusus yang dibangun oleh Kiai Khusaini selaku pengurus musala Al-Hidayah dan pemilik toko Senada.Musik rebana sering kita temui dalam berbagai kegiatan Islam dari pengajian, majelis selawat dan maulidan.


Musik ini digunakan sebagai pengiring lagu religi atau selawat dan terlihat dapat menyatukan lautan orang dalam majelis.Untuk memainkan alat musik rebana memerlukan keterampilan dan kekompakan untuk menghasilkan nada yang enak didengar. Alatnya pun beragam di antaranya jidor, keplak rebana, tung tam, icik-icik, tifa, dumbuk. Di tempat ini anak laki-laki berlatih sebagai penabuh alat rebana sedangkan yang perempuan sebagai vokal.

Mereka berlatih dengan penuh semangat setiap memulainya. Ada yang berlatih  terbang, jidor, tifa dan marawis. Dilanjutkan menggabungkan tabuhan menjadi perpaduan nada dengan lirik selawat yang dibawakan vokal.  


Canda tawa merupakan hal wajar dalam pelatihan. Dikarenakan ada salah lirik, salah nada, tidak pas dengan lagu. Pertengkaran dan tingkah lucu sering terjadi di sana. Momen tersebut yang menjadikan kesan bahagia bagi mereka.


Iqbal bersama rekannya sebagai pelatih rebana di sana, mereka dengan sabar dan ramah dalam bertutur kata hingga bisa menjadi teman bagi anak-anak. Iqbal sebagai pelatih di sana menceritakan tentang susahnya berlatih musik ini karena memerlukan keterampilan, kesabaran, dan kekompakan. Ia melatih di sana dengan senang hati, mengajarkan sedikit ilmunya tentang rebana. Berawal dari dirinya dulu pernah belajar musik karena diajak teman, hingga kini senang dengan musik rebana.


“Kesenian rebana adalah seni yang bernapaskan keislaman dan seni yang harus dikembangkan. Jangan sampai punah,” tutur Iqbal (15/8/21). Ia juga merupakan anggota grup rebana Ar-Ridho di Dukuh Tlogodowo, Desa Kajar yang masih dekat dengan lokasinya melatih.


Musik ini, selain memberikan rasa adem bagi pendengarnya, juga menciptakan pengaruh positif bagi pemuda. Kegiatan ini didukung oleh orang tua dan dibina langsung oleh Kiai Khusaini. Anak-anak dapat berkumpul bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama. Di usia yang masih dibilang remaja tentu ada yang bandel dan sulit diatur. Namun, itu merupakan hal wajar dalam latihan. Mereka mendapat pengaruh positif dengan kegiatan seperti memperbanyak selawat sambil belajar musik rebana, serta dapat mengurangi waktu mereka bermain gawai.


Kesenian ini merupakan hal positif yang telah diwariskan oleh para leluhur kita. Menjaga kelestarian seni musik rebana adalah hal yang penting. Karena di dalamnya terdapat pengaruh baik dari pengajarannya, hal seperti inilah yang harus tetap dijaga keberlangsungannya. Harapan saya rebana di desa agar tetap lanjut dan ada generasi penerusnya,” tuturnya.


Wartawan : A. Dani

Editor : M. Roni S