Madu hutan merupakan
madu alam yang memiliki kandungan gizi yang lebih pekat, sehingga membuat
khasiatnya untuk kesehatan lebih bermanfaat daripada madu ternak pada umumnya.
Madu hutan berasal dari
lebah hutan alami yang tidak diternak. Berbeda dengan madu lainnya yang
diternak dan diberi nutrisi. Warna yang ditimbulkan madu hutan cenderung lebih
pekat, "kalau madu hutan itu dia agak ada pahit sama asam dan after
tastenya pahit. Setelah diminum ending ditenggorokkan ada pahitnya. Berbanding
terbalik dengan madu ternak yang dominan rasa manis dan warna yang tidak
terlalu pekat", tutur Nur Yulia Pancawati selaku pelaku usaha madu hutan. (20/03)
Wanita yang kerap
dipanggil Lia, menjelaskan bahwa ia bukanlah pemilik. Tetapi ia bekerjasama dengan salah satu staf
Perhutani Pati yang sekaligus membina para petani lebah hutan agar menghasilkan
madu hutan berkualitas, dengan memberi penyuluhan atau bimbingan terpantau.
Jadi, madu yang dipasok terjamin kualitasnya meskipun belum memiliki izin dari
PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Meski begitu, ia sudah menamai madu
hutannya dengan nama Madu KinKin.
Kota Pati tepatnya di
Lereng Muria merupakan salah satu penghasil madu yang terkenal. Penjualan madu
sesuai dengan permintaan biasanya dikirim ke kota besar terutama Jakarta dan
Semarang. Namun, dilihat dari sekarang semakin banyak yang berjualan,
mengakibatkan penjualannya menjadi turun drastis. Walaupun seperti itu, ia
tetap berbisnis madu hutan dengan tujuan adanya kepedulian terhadap dunia
kesehatan. Penjualan madu diambil dari supplier tentunya mengakibatkan harga
menjadi murah dan pemasaran hanya mendapat keuntungan sedikit. Walaupun begitu,
ini tetap bisa menjadi income di masa pandemi, apalagi banyak usaha yang lesu.
Madu hutan banyak dibeli oleh Rumah Sakit untuk diberikan kepada para Tenaga
Kesehatan dan Dokter. Karena salah satu manfaatnya dapat membantu mereka
meningkatkan stamina serta memperkuat antibodinya, mencegah kanker, menjaga
kesehatan jantung, pengurangan tukak lambung, obat batuk dan infeksi, mengobati
luka luar, dan lain sebagainya.
Sebagian besar madu
hutan ini dipasarkan di media sosial. Selain itu, dijajakan pada para tetangga
atau orang-orang terdekatnya yang menginginkan. Keuntungan yang diperoleh dari
penjualan madu ini adalah 10% dari harga perolehan supplier. Meski begitu banyak
khasiat yang didapat, utamanya bagi kesehatan yakni menjaga daya tahan tubuh
dari berbagai penyakit atau sebagai antibodi. Penyakit diabetes direkomendasikan
mengkonsumsi madu hutan. Karena kadar glukosa yang dimiliki madu ini rendah, jadi aman bagi penderita diabetes. Tetapi, bila ia merasa sakit lambung atau
gangguan pencernaan lebih bagus menggunakan madu kayu putih. Manfaat lainnya
dari madu hutan yaitu sebagai kejantanan dan kesuburan. Sedangkan jika sakit
demam bisa menyeduh madu dan air hangat kemudian diminum.
Madu hutan
ini dapat bertahan sampai beberapa tahun jika disimpan dengan baik
dalam suhu ruangan dan tidak disimpan didalam kulkas. Adapun kemasan dari madu
ini bisa sesuai pemesanan dari para pelanggan, ada kemasan dirigen dan botol
kaca. Harganya bervarian mulai dari botol kaca besar dengan harga kisaran Rp
95.000,- sedangkan, botol kaca kecil dijual dengan harga Rp 35.000,-. Kemudian,
kemasan dirigen 1 Kg dihargai Rp 135.000,- sedangkan, dirigen 500 g seharga Rp
75.000,-.
Putri Setyowati/reporter