Jangan Padamkan Api Semangat Pemikiran Kartini
Selasa, 17 Juni 2025

Jangan Padamkan Api Semangat Pemikiran Kartini

KABAR TERMA
Selasa, 21 April 2020

   
              Kartini, salah satu Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita ini lahir pada 21 April 1879. Di setiap tahun pada tanggal tersebut, masyarakat di seluruh negeri memperingati Hari Kartini. Dikenalnya Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita juga bukan tanpa alasan. Ada suatu keistimewaan dalam dirinya.

        Meski hidup berkecukupan, sebagai anak dari Bupati Jepara, dan istri dari Bupati Rembang, tetapi Kartini tetap menunjukkan empatinya terhadap nasib kaum perempuan di Jawa kala itu. Sebab, ia sendiripun mengalami bagaimana kehidupan kaum perempuan kala itu, dipingit orang tua, dinikahkan dengan pria pilihan orang tua, dan rendahnya harkat dan martabah perempuan di mata kaum laki-laki saat itu.

      Sebagai seorang perempuan, kita harus sadar akan peran perempuan sebagai pendidik. Wanita memegang peranan penting dalam hal pendidikan moral di masyarakat. Entah sebagai pendidik di dunia persekolahan maupun di dalam keluarga.

        Sebagai seorang ibu, wanita merupakan pengajar dan pendidik yang pertama. Dalam pangkuan ibu, seorang anak pertama-tama belajar merasa, berpikir, berbicara, serta merespon segala hal.

     Dalam hal ini, pendidik pertama(ibu) memegang peranan penting bagi seluruh hidup anak. Lantas bagaimana jika sang pendidik pertama ini tidak berpendidikan? Bagaimana ia akan mendidik si anak jika seorang ibu minim akan ilmu sebab tidak berpendidikan?
      Di sini saya juga setuju bahwa pendidikan adalah hak setiap orang, tidak ada batasan menggenai gender. Justru pendidikan bagi kaum wanita harus tetap didorong dan ditingkatkan lagi. Tidak ada alasan untuk berhenti sekolah, khususnya bagi kaum wanita.
     Bukan berhenti sekolah, tepatnya adalah mencari ilmu dan pengetahuan. Di manapun bahkan tidak harus dalam suatu bangunan besar bernamakan sekolah.
       Kemudian, apakah “menikah” dapat dijadikan alasan untuk berhenti sekolah? Tentu tidak. Karena menikah bukannya penghalang, hal tersebut adalah gerbang yang akan menghantarkan kaum wanita menjadi ”al madrosatil ula” bagi para anak-anaknya kelak.
        Sebagai mana di Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP), banyak para mahasiswi yang notabene berstatus istri orang tetapi tetap bersemangat menuntut ilmu. Indikatornya ialah mereka tidak melepaskan status kemahasiswaannya setelah menikah.

    Diharapkan menuntut ilmu (kuliah) dapat diniatkan untuk mencari ridlo Allah, menghilangkan kebodohan, dan memperjuangkan agama dan bangsa. Karena sebagai mahasiswa menuntut ilmu dibangku perkuliahan ini semata-mata sebagai bentuk ibadah kita sebagai Hamba Tuhan.
       Bagi para mahasiswa semoga dapat memanfaatkan kesempatan menuntut ilmu ini dengan sebaik-baiknya. Mengingat masih banyak manusia di luar sana yang hatinya tergetar untuk berkuliah tetapi mereka tidak mempunyai kesempatan untuk berkuliah. (DAL)

Loading