Pati- Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Sekolah Tinggi Agama Islam Pati menggelar kegiatan Malam Pengakraban (Makrab) di Gedung A lantai 1, Senin Malam (18/03). Kegiatan tersebut diikuti oleh beberapa organisasi intra kampus diantaranya Sema, Dema, Lembaga Pers Mahasiswa Teropong Mahasiswa (LPM Terma), Unit Kegiatan Khusus (UKK) Racana Penjawi, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Syari’ah, HMJ Tarbiyah, dan lain-lain.
“Acara ini bertujuan untuk menciptakan kekompakan, menjalin silaturrahim, kekompakan, kerja sama dalam menjalankan roda organisasi,” Ujar Ahmad Rifa’i ketua Dema STAIP.
Kegiatan yang dimulai pukul 18.00 WIB itu diawali dengan pembukaan termasuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars STAI Pati yang dilantunkan oleh seluruh anggota Ormawa yang hadir. Setelah itu dilanjutkan perkenalan dan sharing tentang Program Kerja (Proker) yang telah disusun masing-masing organisasi. Setelah semua selesai berkenalan dan sharing proker, acara beralih ke diskusi dengan tema pembahasan “Peran Kampus dalam Mengembangkan Organisasi Kemahasiswaan di Stai Pati.”
Diskusi tersebut menghasilkan beberapa poin. Pertama, tentang seberapa besar peran kampus dalam ikut serta mengembangkan organisasi kemahasiswaan. Forum tersebut sepakat kampus masih kurang berperan dalam ikut campur pengembangan Ormawa. Alasannya hampir semua Ormawa merasa fasilitas yang diberikan kampus masih terbatas, alasan kedua dalam pengembangan Ormawa semakin tahun semakin mengecil angkanya. Sedangkan dari pihak kampus selalu berharap setiap Ormawa bisa berprestasi dan berkontribusi lebih baik.
"Kami dari UKM olahraga banyak mengalami kendala dalam hal fasilitas, pertama dari futsal, voli, pencak silat, bad minton, dan semua yang berada di bawah naungan UKM Olahraga mengeluhkan hal tersebut. Futsal saja kami setiap minggu harus menyewa Gelanggang Olahraga (Gor) untuk pelatihan, bisa dihitung sendiri bila seminggunya Rp 100 ribu keluar untuk sewa Gor dalam satu tahunnya berapa,” tandas Dony koordinator UKM Olahraga.
Poin kedua, membahas tentang penyebab kurang berperannya kampus dalam pengembangan Ormawa. Dalam pembahasan ini banyak argumentasi dari peserta forum diantaranya, karena kebijakan kampus, dalam hal ini yang pemegang kebijakan adalah ketua perguruan tinggi. Argumen lainnya, karena dampak akibat peralihan kepemimpinan perguruan tinggi. Kemudian disepakati bahwa kurangnya peran kampus terhadap pengembangan Ormawa akibat kebijakan dari pimpinan kampus.
“Kampus ini yang saya rasakan selalu menuntut mahasiswanya untuk berprestasi sedangkan fasilitas yang diberikan masih minim. Kami pernah ditanya oleh pimpinan, prestasi apa sih yang pernah didapatkan Racana Penjawi. Padahal organisasi kami merupakan organisasi pengkaderan yang setiap kegiatan di luar hanya bersifat partisipan. Dan saya menganggap kegitan partisipasi merupakan prestasi juga, karena nggak semua racana mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Di sini kami merasakan adanya keanehan terkait hal itu, seolah-olah beliau mau menerima tak mau memberi,” ungkap Rohmah pemangku adat Racana Nyi Penjawi.
Hasil selanjutnya membahas solusi dari berbagai masalah yang sudah dikemukakan. Diantaranya, Ormawa tetap berjalan semampunya dan seikhlasnya, Ormawa mogok kegiatan, dan solusi selanjutnya adalah melawan melalui isu, program kerja dan gerakan revolusi kampus. Disepakati oleh forum untuk sementara Ormawa STAI Pati tetap berjalan semampunya dan seikhlasnya serta tidak memperdulikan peran kampus.
Begitulah hasil diskusi yang dipandu langsung oleh ketua Dema dan ketua Sema. Di akhir diskusi Mohammad ketua Sema berharap pertemuan semacam ini akan ada lagi di lain waktu. “Tetap semangat jaga kekompakan, jaga tali silaturrahim, saling kerja sama dalam menjalani proses berorganisasi,” imbuh Rifa’I. (IAH)